Tanpa disadari kita sebagi orangtua sering melakukan kesalahan dalam mendidik anak. Anak merupakan cerminan dari orangtua, ibarat buku kosong, orangtualah yang mengisi halaman awal dari buku kosong tersebut. Cara orangtua mendidik anak akan berpengaruh besar dalam perkembangan jiwanya hingga ia dewasa kelak.
Berikut kesalahan-kesalahan dalam mendidik anak :
1. Membiarkan anak melakukan kesalahan/berprilaku buruk.
Terkadang orangtua merasa tidak tega atau terlalu lemah dalam mendidik anak, sehingga membiarkan prilaku buruk yang dilakukan anak dengan beranggapan, ah...namanya juga masih anak-anak. Hal ini salah besar..!! Justru dari masih anak-anaklah, hal ini ditanamkan. Anak-anak harus diberitahu mana yang baik dan tidak baik untuk dilakukan.
2. Tidak memberikan apresiasi ketika anak berbuat dan berprilaku baik.
Begitu juga dalam berprilaku baik, hendaknya orangtua memberikan apresiasi dalam bentuk pujian ataupun hadiah berupa ciuman, pelukan, dll. Dengan demikian mereka akan merasa dihargai. Orangtua yang pelit memberikan pujian kepada anak akan meghasilkan anak yang putus asa dan membuatnya enggan berbuat dan berprilaku baik, karena ia beranggapan semua itu sia-sia.
3. Terlalu banyak melarang anak.
Memang sebagai orangtua kita merasa cemas akan keselamatan anak-anak kita. Dan terkadang ini membuat kita menjadi overprotektif. "Jangan nak..nanti jatuh, jangan nak..nanti sakit..!" Padahal semua itu belum tentu. Anak yang terlalu banyak dilarang akan menjadi anak yang penakut dan tidak berani bereksplorasi, ia merasa semua yang ada disekitarnya berupa ancaman. Eksplorasi sangat dibutuhkan anak dalam perkembangan motoriknya. Biarkan anak melakukannya tetapi dalam pengawasan orangtua.
4. Terlalu banyak menuntut anak.
Orantua yang perfeksionis biasanya selalu menginginkan anaknya selalu bisa dan mampu seperti apa yang mereka harapkan. Hal ini akan mengakibatkan anak menjadi tertekan dan tidak berkembang sebagaimanamestinya. Dan suatu saat anak bisa menjadi sangat anti terhadap apa yang terlalu kita tuntutkan padanya.
5. Selalu membantu dan menuruti semua keinginan anak.
Anak yang terlalu dimanja dan dituruti segala kemauan dan kebutuhannya akan menjadi anak yang lemah, egois, impulsif (melakukan sesuatu tanpa perhitungan) dan tidak bisa memperhatikan kepentingan orang lain. Karena terbiasa menerima apapun yang dia inginkan, anak tidak bisa berinterasi dengan baik kepada orang lain. Dia tidak bisa berusaha memperjuangkan sendiri apa yang menjadi keinginannya. Dan ini akan terbawa hingga mereka dewasa kelak.
6. Tidak memberikan contoh yang baik kepada anak.
Terkadang orangtua tidak menyadari bahwa mereka juga melakukan kesalahan. Mereka melarang anak agar jangan membuang sampah sembarangan, sementara tanpa mereka sendiri melakukannya. Anak merupakan cerminan dari diri kita. Maka dari itu sebagai orangtua berprilaku lah yang baik, karena secara tidak langung kita telah mendidik anak kita sendiri.
7. Melakukan kekerasan fisik terhadap anak, maupun dihadapan anak.
Kekerasan merupakan momok yang sangat tidak baik bagi perkembangan jiwa anak-anak. Anak yang dibesarkan dengan kekerasan akan membawa kebiasaan kekerasannya itu hingga ia dewasa kelak mereka akan menjadi pribadi yang tidak percaya diri.
8. Tidak memberikan kasih sayang dan perhatian yang cukup.
Kasih sayang dan perhatian yang diberikan orangtua harus pada porsi yang cukup, tidak kekurangan dan tidak berlebihan. Anak yang kelebihan perhatian dan kasih sayang akan menjadi anak yang manja, kurang berempati, suka pamer, mudah putus asa dan kurang menghargai apapun yang menjadi miliknya. Sedangkan anak yang kekurangan perhatian dan kasih sayang akan menjadi anak yang tidak percaya diri, suka berprilaku buruk untuk mencari perhatian, bersikap tak acuh, tidak disiplin agresif dan kasar.
9. Tidak ada kekompakan antara ayah dan ibu dalam mendidik anak.
Antara ayah dan ibu harus mempunyai kesepakatan bersama dalam mendidik anak, sehingga tidak ada perbedaan. Perbedaan dalam mendidik anak akan membuat anak bingung dan tidak tahu mana yang benar dan mana salah.
10. Selalu menilai buruk dan menjelek-jelekkan anak.
Terkadang tanpa disadari kita telah memberikan nilai buruk kepada anak kita. Contohnya..jika anak suatu kali lupa membereskan mainannya setelah bermain, padahal biasanya selalu membereskan, kita langsung marah dan mengatakan,"Kamu ini memang anak pemalas...! tidak pernah mau merapikan mainannya sendiri.." Kata memang dan tidak pernah akan memberi pengaruh buruk pada anak. Menjelek-jelekkan anak didepan orang lain walaupun dengan maksud bercanda juga sangat tidak baik bagi perkembangan anak. Anak akan tumbuh menjadi pribadi yang rendah diri dan merasa tidak dihargai.
Demikianlah beberapa kesalahan yang tanpa kita sadari sering kita lakukan. Sebagai orangtua kita memang harus lebih banyak belajar dalam mendidik anak, belajar menahan diri dan belajar mengerti akan sebuah pribadi anak yang ibarat kertas kosong yang harus diisi dengan hal-hal yang baik dan berguna.
Semoga Allah SWT selalu memberikan kita kemampuan menjadi orangtua yang baik dan berguna untuk menghasilkan anak yang sehat dan cerdas.
Berikut kesalahan-kesalahan dalam mendidik anak :
1. Membiarkan anak melakukan kesalahan/berprilaku buruk.
Terkadang orangtua merasa tidak tega atau terlalu lemah dalam mendidik anak, sehingga membiarkan prilaku buruk yang dilakukan anak dengan beranggapan, ah...namanya juga masih anak-anak. Hal ini salah besar..!! Justru dari masih anak-anaklah, hal ini ditanamkan. Anak-anak harus diberitahu mana yang baik dan tidak baik untuk dilakukan.
2. Tidak memberikan apresiasi ketika anak berbuat dan berprilaku baik.
Begitu juga dalam berprilaku baik, hendaknya orangtua memberikan apresiasi dalam bentuk pujian ataupun hadiah berupa ciuman, pelukan, dll. Dengan demikian mereka akan merasa dihargai. Orangtua yang pelit memberikan pujian kepada anak akan meghasilkan anak yang putus asa dan membuatnya enggan berbuat dan berprilaku baik, karena ia beranggapan semua itu sia-sia.
3. Terlalu banyak melarang anak.
Memang sebagai orangtua kita merasa cemas akan keselamatan anak-anak kita. Dan terkadang ini membuat kita menjadi overprotektif. "Jangan nak..nanti jatuh, jangan nak..nanti sakit..!" Padahal semua itu belum tentu. Anak yang terlalu banyak dilarang akan menjadi anak yang penakut dan tidak berani bereksplorasi, ia merasa semua yang ada disekitarnya berupa ancaman. Eksplorasi sangat dibutuhkan anak dalam perkembangan motoriknya. Biarkan anak melakukannya tetapi dalam pengawasan orangtua.
4. Terlalu banyak menuntut anak.
Orantua yang perfeksionis biasanya selalu menginginkan anaknya selalu bisa dan mampu seperti apa yang mereka harapkan. Hal ini akan mengakibatkan anak menjadi tertekan dan tidak berkembang sebagaimanamestinya. Dan suatu saat anak bisa menjadi sangat anti terhadap apa yang terlalu kita tuntutkan padanya.
5. Selalu membantu dan menuruti semua keinginan anak.
Anak yang terlalu dimanja dan dituruti segala kemauan dan kebutuhannya akan menjadi anak yang lemah, egois, impulsif (melakukan sesuatu tanpa perhitungan) dan tidak bisa memperhatikan kepentingan orang lain. Karena terbiasa menerima apapun yang dia inginkan, anak tidak bisa berinterasi dengan baik kepada orang lain. Dia tidak bisa berusaha memperjuangkan sendiri apa yang menjadi keinginannya. Dan ini akan terbawa hingga mereka dewasa kelak.
6. Tidak memberikan contoh yang baik kepada anak.
Terkadang orangtua tidak menyadari bahwa mereka juga melakukan kesalahan. Mereka melarang anak agar jangan membuang sampah sembarangan, sementara tanpa mereka sendiri melakukannya. Anak merupakan cerminan dari diri kita. Maka dari itu sebagai orangtua berprilaku lah yang baik, karena secara tidak langung kita telah mendidik anak kita sendiri.
7. Melakukan kekerasan fisik terhadap anak, maupun dihadapan anak.
Kekerasan merupakan momok yang sangat tidak baik bagi perkembangan jiwa anak-anak. Anak yang dibesarkan dengan kekerasan akan membawa kebiasaan kekerasannya itu hingga ia dewasa kelak mereka akan menjadi pribadi yang tidak percaya diri.
8. Tidak memberikan kasih sayang dan perhatian yang cukup.
Kasih sayang dan perhatian yang diberikan orangtua harus pada porsi yang cukup, tidak kekurangan dan tidak berlebihan. Anak yang kelebihan perhatian dan kasih sayang akan menjadi anak yang manja, kurang berempati, suka pamer, mudah putus asa dan kurang menghargai apapun yang menjadi miliknya. Sedangkan anak yang kekurangan perhatian dan kasih sayang akan menjadi anak yang tidak percaya diri, suka berprilaku buruk untuk mencari perhatian, bersikap tak acuh, tidak disiplin agresif dan kasar.
9. Tidak ada kekompakan antara ayah dan ibu dalam mendidik anak.
Antara ayah dan ibu harus mempunyai kesepakatan bersama dalam mendidik anak, sehingga tidak ada perbedaan. Perbedaan dalam mendidik anak akan membuat anak bingung dan tidak tahu mana yang benar dan mana salah.
10. Selalu menilai buruk dan menjelek-jelekkan anak.
Terkadang tanpa disadari kita telah memberikan nilai buruk kepada anak kita. Contohnya..jika anak suatu kali lupa membereskan mainannya setelah bermain, padahal biasanya selalu membereskan, kita langsung marah dan mengatakan,"Kamu ini memang anak pemalas...! tidak pernah mau merapikan mainannya sendiri.." Kata memang dan tidak pernah akan memberi pengaruh buruk pada anak. Menjelek-jelekkan anak didepan orang lain walaupun dengan maksud bercanda juga sangat tidak baik bagi perkembangan anak. Anak akan tumbuh menjadi pribadi yang rendah diri dan merasa tidak dihargai.
Demikianlah beberapa kesalahan yang tanpa kita sadari sering kita lakukan. Sebagai orangtua kita memang harus lebih banyak belajar dalam mendidik anak, belajar menahan diri dan belajar mengerti akan sebuah pribadi anak yang ibarat kertas kosong yang harus diisi dengan hal-hal yang baik dan berguna.
Semoga Allah SWT selalu memberikan kita kemampuan menjadi orangtua yang baik dan berguna untuk menghasilkan anak yang sehat dan cerdas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar