Ibu mana yang tidak kaget mendengar kata-kata yang terlontar dari bibir sang buah hati saat mencoba menasehatinya untuk tidak melakukan hal yang tidak baik. "Mama nakal!" atau "mama jahat!" Terkadang ekspresi itu memancing orangtua untuk marah dan ada juga orangtua yang membiarkan ekspresi itu begitu saja.
Usia batita memang merupakan saat dimana anak menjadi sangat egois dan memaksakan kehendaknya. Saat-saat inilah anak akan sering membangkang dan berkata 'tidak". Sebenarnya ekpresi yang disebut komunikasi provokatif ini wajar saja di usia batita, namun orangtua tetap harus mengarahkan anak bagaimana berekpresi yang baik.
Berbagai ekpresi komunikasi provokatif pada anak :
1. Ekspresi Fisik
Ekspresinya bisa memukul, menggigit, meludah dan sebagainya. Sebisa mungkin cegah agar tindakan itu jangan sampai dilakukan. Beri penjelasan bagaimana sebaiknya, misalnya : "Kak..sebaiknya bilang saja ke mama, kalau kakak mau pake baju yang itu. mama kan jadi tau kalau kakak gak mau pakai baju ini". Hindari sikap marah dan membentak karena itu akan membuat anak semakin mengulangi perbuatannya dan hindari juga perbuatan membalas hukuman fisik, karena mungkin saja anak akan menghentikan tindakannya tapi itu hanya sementara lantaran takut dan itu pasti akan terulang lagi. Jangan lupa berikan pujian saat anak tidak melakukan perbuatan buruknya.
2. Ekspresi marah
Anak meluapkan emosinya dengan mengeluarkan kata-kata kasar atau tidak baik, seperti "mama jahat!" atau "kamu bodoh!" dan sebagainya. Sebenarnya anak tidak mengerti akan apa yang dia ucapkan. Anak biasanya meniru, bisa dari televisi ataupun dari temannya. Jangan memarahinya atau mengeluarkan ekpresi yang sama. Lebih baik tenangkan anak dan berikan penjelasan perlahan. Kemudian coba alihkan perhatian anak kepada hal yang lain. Begitu juga jika melakukan kepada temannya, jangan memarahinya apalagi didepan temannya. Jauhkan anak dari temannya sambil memberikan penjelasan.
3. Ekspresi mengesalkan
Ekspresi anak bisa berupa teriak, menangis ataupun melempari barang. Pada usia batita anak cenderung egois, dia tidak mau mengerti kata sebentar atau nanti. Yang dia inginkan biasanya harus ada saat itu juga. Berikan pengertian kepadanya mengapa permintaannya tidak kita kabulkan saat itu. Jangan memberikan janji hanya untuk mendiamkannya tapi sebenarnya tidak kita tepati, karena itu sama saja mengajarkannya berbohong dan suatu saat dia tidak akan pernah percaya lagi akan apa yang kita katakan.
4. Rewel
Anak suka uring-uringan tanpa menyebab yang jelas, begini salah dan begitu juga salah. Cari tahu kenapa anak berlaku demikian, apakah dia mengantuk atau cuma ingin mencari perhatian orangtua. Penuhi keinginannya mungkin saat itu orangtua sedang sibuk dengan kegiatannya. Tinggalkan kegiatan anda sebentar, peluk dan usaplah dia untuk memberikan kenyamanan.