Membagi Kasih Sayang yang Tepat buat Si Kakak dan Si Adik

Alhamdulillah..putriku yg ke-2 saat ini sudah berusia 1,5 th. Sudah lama tidak posting artikel lagi...maaf ya teman2..padahal banyak yg ingin saya ceritakan, tetapi banyak waktu dan perhatian yang harus saya curahkan buat si kecil khususnya si Adik. Tetapi dengan berjalannya waktu saya baru menyadari ternyata selama ini saya sering menomor duakan si Kakak, dikarenakan kehadiran si Adik, padahal sikap saya itu salah. Terenyuh sekali hati saya saat si Kakak bertanya, "mama sayang gak sama kakak?" pengen nangis, nyesal sekali...tapi saya bingung juga harus bagaimana.

Bagaimana sih..cara yang tepat membagi kasih sayang buat si Kakak dan si Adik dengan porsi yang pas?? Saya coba browsing artikel-artikel yang tepat, akhirnya saya temukan sebuah artikel yang bisa jadi panduan buat saya, mungkin juga buat ibu-ibu dan teman-teman yang lain..

Mencintai Cara Alami, Cara Terbaik
Kasih sayang haruslah mampu membuat orang yang disayangi merasa bahagia sekaligus mendewasakannya.

Contoh kecil ini mungkin pernah Anda alami di rumah, orangtua menyatakan kasih sayang dalam bentuk selalu menunggui anaknya belajar. Alhasil, anak tak mendapat kesempatan untuk belajar sendiri dan tumbuh menjadi invidu mandiri. Sebagian anak, juga merasa tak nyaman belajar sambil ditunggui orangtuanya. Mereka lebih bahagia jika boleh belajar dengan gayanya sendiri dan orangtua cukup mengawasi sekali-sekali.
Dengan kata lain, kasih sayang dalam keluarga paling baik diungkapkan dengan cara natural. Tanpa harus dengan cara yang heboh, bagaimana cara ibu memperlakukan ayah atau sebaliknya, akan menjadi bentuk pengajaran langsung mengenai kasih sayang. Tanpa diminta, anak pun akan menangkap bagaimana ibu membagi perhatiannya kepada ayah dan anak-anak.


KASIH SAYANG KAKAK BERADIK

Kasih sayang yang natural juga perlu ditumbuhkan pada hubungan kakak beradik. Ingat, persaudaraan di antara mereka berlangsung selamanya. Untuk itu, hilangkan favoritisme pada anak tertentu. Kakak tak selalu harus mengalah, dan adik tak mesti selalu dibela. Jangan tumbuhkan rivalitas di antara mereka, sebab bukan untuk tujuan itu Anda menghadirkan adik bagi si kakak, bukan?
Membantu kakak beradik menemukan kasih sayang memang bukan tugas yang ringan. Janis Keyser, parenting educator pada Departemen Pendidikan Anak Usia Dini di Cabrillo College di Aptos, California (www.babycenter.com) memberikan saran begini: bayangkan bahwa sebuah keluarga adalah segitiga yang meletakkan ayah dan ibu di puncak, serta anak-anak di bagian bawahnya. Hubungan segitiga ini saling berhubungan bagaikan lingkaran dimana masing-masing anggota keluarga memiliki kontribusi untuk saling mendukung. Caranya, libatkan anak untuk mengambil peran dalam family support system. Bersabarlah, wajar saja kalau kakak beradik yang masih kecil selalu berebut tempat dan mainan. Lama-lama kalau Anda selalu berlaku adil dan melibatkan anak-anak untuk membantu satu sama lain, mereka justru akan saling mendukung.
"Saya menyebutnya, melakukan tugas di luar pekerjaan," kata Keyser. "Sebagai orangtua, meskipun saya suka sekali mengasuh dan merawat anak-anak, saya berusaha memberi ruang kepada mereka untuk saling peduli satu sama lain. Dengan cara ini, anak-anak memiliki kesempatan untuk melakukan tindakan memberi dan menerima. Hubungan timbal balik ini akan memperkuat persaudaraaan sepanjang masa. Contohnya, waktu anak sulung saya Calvin yang berusia 4 tahun menendang adiknya Maya yang masih bayi, saya tidak langsung berlari untuk menenangkan si adik. Sambil deg-degan saya biarkan Calvin mengatasi tangisan adiknya. Tak lama kemudian, Maya sudah tersenyum kembali pada abangnya. Dari situ Calvin melihat dirinya sebagai orang yang welas asih daripada sebagai si tukang cari gara-gara. Maya pun melihat sang kakak sebagai saudara yang menyayanginya."
Hmmm, sungguh pelajaran yang menarik, bukan?
dari LPT UI(Lembaga Psikologi Terapan UI), Jakarta

CIRI-CIRI KURANG KASIH SAYANG

Anak yang kurang mendapatkan kasih sayang dalam keluarga atau merasa tersaingi oleh saudaranya, umumnya akan menunjukkan ciri-ciri sebagai berikut:
* Terlihat gelisah dalam bertindak, berusaha selalu mencari-cari perhatian. Entah dengan mengganggu lingkungan sekitarnya, menangis keras jika permintaannya tidak dipenuhi saat itu juga, dan ngambek atau mengurung diri saat mengalami sesuatu yang dirasa tidak menyenangkannya.
* Agresif. Di saat marah ia tak segan-segan membanting barang atau merusak sesuatu. Apa pun akan dilakukannya selama perilaku itu bisa menarik perhatian orang-orang di sekitarnya.
* Lebih sulit diatur dan cenderung selalu melawan jika diberi pengertian. Setidaknya ia akan balik bertanya, "Kenapa saya harus melakukannya? Kalau saya tidak melakukannya, memang apa sanksinya?"
* Tidurnya gelisah, kadang mengalami gangguan tidur, seperti mengigau, terbangun beberapa kali di malam hari gara-gara mimpi buruk.
* Ada kalanya pertumbuhan fisiknya terganggu, seperti terlalu kurus atau bahkan kelewat gemuk.
* Umumnya anak seperti ini juga bermasalah dalam proses pendidikan formalnya. Tak jarang anak-anak yang kurang kasih sayang ini akhirnya terpaksa tinggal kelas karena tidak bisa belajar dengan baik.

Sumber : http://www.tabloid-nakita.com/